Archive for April 2013

Wax, Wax, Wax!

Produk detailing pertama yang saya rasakan adalah shampo Meguiar's Gold Class. Seperti saya gambarkan sebelumnya, sebelumnya saya tak punya latar belakang merawat kendaraan. Namun ketika tangan saya bersentuhan dengan produk ini, saya merasakan perbedaan.

Shampo ini kental dan berwarna emas. Aromanya sangat ekslusif. Tak banyak buih ketika dilarut dalam air. Saya menyentuh air larutan shampo dan terasa "tebal" di tangan, seolah-olah cairan di ember tersebut lebih kental dari yang saya lihat. Ini membuat saya mencuci dengan gembira sekaligus khidmat.

Sehabis mencuci saya langsung menyambar Cleaner Wax Meguiar's dari lemari. Saya mengingat betapa meriahnya bahasan tentang wax di kalangan para detailer. Di kepala saya, wax adalah jenis produk paling ajaib dalam dunia detailing.

Cleaner Wax dikemas dalam kaleng bulat berwarna merah . Aromanya menyenangkan. Belakangan saya tahu bahwa aroma yang enak memang menjadi ciri khas mayoritas produk-produk Meguiar's.

Sepertinya setiap pemula pernah mengalami hal yang sama seperti saya. Saya mengaplikasi wax dengan ragu. "Terlalu tipis" pikir saya setelah melihat hasil olesan saya di tengki motor, lalu saya mengulangi olesan lagi. Saat ini saya selalu senyum-senyum mengingat kekonyolan itu.

Setelah wax kering, saya menghapusnya pelan-pelan, seperti seorang bapak memandikan anaknya untuk kali pertama. Motor saya berkilau dan kelihatan sangat bersih. Tapi terus terang hasilnya di bawah ekspektasi saya. Motor saya baru, memang masih mengilap. Ditambah wax memang lebih berkilap. Tapi terus terang saya berharap lebih.

Saya baca-baca lagi forum, perbanyak referensi. Saya jadi paham bahwa Cleaner Wax adalah produk All In One, atau multiguna. Satu produk mencakup tahap polish dan wax. Tapi dibanding produk-produk tersendiri, tentu kemampuannya kalah di masing-masing fungsi. "Alamak, salah beli dong," pikir saya.

Mumpung sedang punya uang, saya kejar wax Meguiar's yang lain. Sebelumnya tentu saya mencari-cari
data. Saya putuskan memilih Ultimate Liquid Wax (ULW), karena faktor durabilitas, meski saya waktu itu tak betul-betul paham kenapa durabilitas penting. Saya tak tahu kenapa produk berjenis sealant ini dilabeli "wax". Harganya sangat mahal buat saya, hampir Rp. 500.000. Tapi tak urung saya gondol juga.

Setelah memakainya barulah ekspektasi saya terpenuhi. Saya takjub melihat seolah-olah ada lapisan bening dan berkilau yang menyelimuti permukaan motor saya. Berjam-jam saya menikmatinya sambil melepas lelah dan mengisap rokok.

Sampai di situ kepuasan saya? Ternyata enggak.

Saya terus membaca. Sejak awal saya memang sudah tahu ada beberapa perbedaan antara wax dengan sealant, meki fungsinya sama. Perbedaannya terutama di durabilitas dan hasilnya. Wax yang mengandung carnauba selalu dianggap lebih baik efek estetiknya ketimbang sealant, namun durabilitasnya lebih lemah.

Jika saat membeli ULW saya kepincut janji durabilitasnya, kali ini saya penasaran setengah mati seperti apa indahnya hasil wax. Dan... tak dapat saya tahan, sebuah paket berisi wax Meguiar's Gold Class Carnauba Plus (GCCP) sampai ke rumah. Saya membelinya di bawah harga pasaran.

Kali ini saya tak mau tanggung-tanggung. Saya pakai ULW dan GCCP sekaligus. Saya ingin keindahan yang tahan lama.

Seharian setelah mengaplikasi lagi ULW, saya segera oleskan GCCP ke motor, lalu menunggu kering. Kali ini saya tak mau buru-buru. Saya biarkan rasa penasaran mencekam, sampai sekitar 30 menit, saya benar-benar sudah tak sabar.

Waktu motor saya bersih dari residu wax, saya segera menjauh beberapa langkah. Sambil menggonta-ganti sudut pandang, saya merasa dada saya agak sesak melihat hasilnya. Saya mengingat orang-orang di forum-forum detailing menggambarkan efek wax sebagai deep, vibrant, warm, dan lain sebagainya. Kini saya mengagumi bagaimana pintarnya mereka menemukan istilah menggambarkan keindahannya.

Setiap saya menggeser posisi dan mengganti sudut pandang, seolah-olah permukaan motor saya selalu terlihat berbeda, tiap sudut dan lekukan seolah lentur. Terdengar kekanak-kanakan, tapi saya ingin sekali menyentuh dan mengelus-elus motor saya. Kalau saja tak ingat cure time-nya, mungkin motor itu sudah saya belai.

Meski begitu, saya sudah lebih banyak belajar. Saya tahu kepuasan ini tak akan bertahan lama. Banyak sekali produk wax berkualitas di luar sana. Saya tak akan menolak kesempatan untuk mencobanya. Kekaguman saya kepada hasil was hari itu hanya akan membuat saya makin haus.

Ini salah satu foto kenang-kenangan beberapa bulan lalu, sewaktu saya pertama kali mengaplikasi ULW. Sayang saya tak punya kamera berkualitas, jadi gambar seadanya saja.


Thursday, April 25, 2013
Posted by Unknown
Tag :

My Detailing Journey

Saya bukan seorang penggemar kendaraan bermotor, mobil atau motor. Bahkan saat terjebak di tengah macetnya jalan raya, kadang saya menyesali kenapa ada mesti ada mobil atau motor. Saya yakin berjalan kaki tak membunuh satu nyawa pun. Kalau kemudian saya mencintai dunia auto detailing, semua itu berawal dari ketidaksengajaan.

Saya ingat saat itu akhir Desember 2013. Karena kesibukan, jarak dan berbagai pertimbangan lainnya, mau tak mau saya harus punya sepeda motor. Sejak kuliah, saya mendidik diri sendiri menjadi seorang yang metodis. Kalau saya memiliki atau melakukan sesuatu, saya harus terlebih dulu punya gambaran umum tentang hal tersebut.

Secara pribadi saya tak menolak improvisasi, bahkan saya menyukainya. Tapi saya tak pernah percaya ada improvisasi brilian yang tak dilandasi pengalaman dan pengetahuan. Maka ketika saya akan membeli sepeda motor, saya mulai mencari apa yang harus dilakukan untuk memperlakukannya dengan baik, merawatnya dan memakainya dengan benar.

Waktu itu apa yang saya cari sangat sederhana. Bagaimana mencuci motor dengan baik? Saya menemukan beberapa tips bagus dari para blogger. Tapi yang betul-betul menarik perhatian saya justru artikel di sebuah blog dan satu posting di Kaskus, yang membahas tentang wax dan detailing motor. Saya kagum melihat foto-foto motor yang mereka tunjukkan.

Sejak tahun 2010 saya sudah memiliki akun Kaskus, tapi tak pernah aktif dan hanya 1-2 kali menulis posting. Itu pun hasil kopi dari tulisan saya di media. Tapi artikel tersebut berhasil menggerakkan saya untuk berpartisipasi aktif, sejak awal Januari 2013.

Tapi seperti saya bilang sebelumnya, saya seorang yang metodis. Saya tak nyaman melakukan sesuatu tanpa mengetahui komentar orang lain yang pernah melakukannya. Saya kira ini bukan bentuk ketakutan, tapi kebiasaan untuk berpikir logis. Karena itulah, butuh waktu beberapa minggu sebelum akhirnya saya memutuskan membeli produk yang dibahas di thread tersebut. Satu demi satu saya kumpulkan, mengingat harga masing-masing produk yang cukup mahal dalam ukuran saya.

Saya masih ingat, produk pertama yang saya beli adalah Cleaner Wax dan Gold Class Shampo. Keduanya merk Meguiar's. Satu demi satu saya kumpulkan produk lain untuk melengkapi tiap step dalam detailling. Selama itu juga saya menjadikan motor baru saya sebagai bahan eksperimen.

Saya yakin kebanyakan detailer dan enthusiast detailing di Indonesia memulai langkahnya dari produk-produk Meguiar's. Ini karena merk tersebut sangat populer, setahu saya terutama di negara-negara berkembang. Hal yang sama terjadi pada saya. Tapi semakin banyak tahu, saya semakin mengerti, bahwa dunia detailing jauh lebih luas dari sekadar Meguiar's.

Hingga saat ini saya cukup banyak mengenal produk-produk detailing dari berbagai produsen, meski hanya sebagian kecil yang pernah saya tes langsung.

***

Semakin saya pelajari, semakin saya takjub dengan keajaiban-keajaiban dalam dunia detailing. Ini memang sebuah aktivitas yang memerlukan latihan panjang dan pengenalan yang luas terhadap berbagai produk. Dan pada level tertentu, kita tak bisa lagi berkata bahwa produk wax merk A adalah yang terbaik, atau compound paling hebat adalah keluaran merk B.

Pertanyaan seperti "wax manakah yang terbaik?", atau "polish merk apa yang memberikan hasil paling bagus?", tak akan bisa dijawab. Bukan karena pertanyaan tersebut sangat rumit, tapi karena itu bukan pertanyaan yang berguna.

Setiap produk punya karakteristik yang spesifik. Terlalu banyak variabel yang bisa mempengaruhi hasil dari suatu produk dan proses detailing. Wax tertentu berefek luar biasa pada kendaraan dengan warna tertentu, tapi terlihat biasa saja di jenis warna lainnya. Satu produk polish bisa jadi sangat hebat di tangan detailer A, tapi mungkin hanya membuat frustrasi detailer B.

Setiap orang punya preferensi masing-masing. Pada akhirnya, detailing bukanlah melulu soal teknik, tapi juga menyangkut estetik. Kepada hal-hal yang seperti ini, saya memang gampang jatuh cinta setengah mati.
***

Dan kini, saya telah menjadi seorang pemakai kendaraan bermotor. Tapi saya tetap bukan penggemar kendaraan bermotor. Saya mencintai auto detailing, itu saja.
Wednesday, April 24, 2013
Posted by Unknown
Tag :

Popular Post

Blogger templates

Labels

- Copyright © My Detailing Journey -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -